Relation on logical memberikan pemahaman tentang pembagian 4 (empat) hubungan atau
biasa disebut 4 perhubungan. Dalam karya “pengantar logika”, Hasan A.A
membagi 4 hubungan menjadi Hubungan Beda, Hubungan Sama, Hubungan Umum Khusus
dalam satu segi, dan Hubungan Umum khusus Mutlak.
Dalam buku tersebut, pembagian yang dilakukan sifatnya secara sejajar. Lain
halnya menurut Hartono Tasir pada diskusi organisasi studi dan aktualisasi
Pancasila (ORASI) Makassar, seharusnya pembagian 4 hubungan sifatnya secara
turunan (teori derivasi). Dimana, Relasi dibaginya menjadi 2 (dua)
ber-hubungan dan tidak ber-hubungan. Yang ber-hubungan menghasilkan hubungan
sama yang kemudian terbagi 2 (dua) lagi yaitu; hubungan umum-khusus satu segi
dan hubungan umum khusus mutlak. selanjutnya yang tidak ber-hubungan hanya
menghasilkan hubungan beda.
|
Organisasi Studi dan Aktualisasi Pancasila
Penulis
Mengenai Saya
Entri Populer
-
Pada masa jahiliyah, perempuan dipandang tidak begitu bernilai. Perspektif baratpun demikian di mana perempuan hanya dianggap sebagai makh...
-
Pendidikan adalah tema yang urgen dalam masyarakat kita. Melalui pendidikan, manusia dapat mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepad...
-
Assalamualaikum wr.wb teman-teman sebangsa dan setanah air. Apa kabar anda ? saya harap anda dalam keadaan semangat, walaupun melihat keada...
Ikuti
Share
Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Seksual
Rabu, 25 Maret 2015
by Unknown in
Label:
Resha Siregar
A.
Problem
Manusia
Problem
yang dihadapi oleh manusia selalu datang silih berganti baik bersifat internal
maupun eksternal. Perubahan yang terjadi
dapat menghadirkan suasana harmonis dan disharmonis, tergantung
bagaimana pengaruh yang ditawarkan dan dipaksakan sehingga mempengaruhi pola
pikir, gaya hidup, model interaksi sosial, kultural, ekonomi, hukum, dan
politik yang dibangunnya.
Perenialisme
adalah sebuah cabang filsafat yang sangat tua umurnya. Dimana secara etimologis
perenial dari istilah Latin yaitu philoshopia dan perpenis yang artinya adalah
filsafat yang abadi. Menurut Charles B. Schmitt perenialisme sudah ada sejak
zaman pemikir awal yang istilahnya mulai dikenal pada abad ke 16 yang ia gali
sendiri bahwa ternyata ada yang dinamakan filsafat perenial. Tokoh-tokohnya
yaitu Marcilio Ficino, Giovanni Pico, Agustino Steuco, dan Leibniz. Menurut
Karl Jaspers bahwa tidak menerima filsafat perenial sebagai sistem, karena
menurutnya filsafat apapun tidak tunduk pada aturan temporal dan perubahan
apapun. Argumen ini diperkuat oleh James Collins bahwa filsafat perenial
merupakan kata sifat yang menyintesisikan dua atau lebih pemikiran filsafat
menjadi satu sistem pemikiran yang integral dan universal.
Langganan:
Komentar (Atom)