Relation Of Logical
Selasa, 31 Maret 2015 by Unknown in Label:



Relation on logical memberikan pemahaman  tentang pembagian 4 (empat) hubungan atau biasa disebut 4 perhubungan. Dalam karya “pengantar logika”, Hasan A.A membagi 4 hubungan menjadi Hubungan Beda, Hubungan Sama, Hubungan Umum Khusus dalam satu segi, dan Hubungan Umum khusus Mutlak.
Dalam buku tersebut, pembagian yang dilakukan sifatnya secara sejajar. Lain halnya menurut Hartono Tasir pada diskusi organisasi studi dan aktualisasi Pancasila (ORASI) Makassar, seharusnya pembagian 4 hubungan sifatnya secara turunan (teori derivasi). Dimana, Relasi dibaginya menjadi 2 (dua) ber-hubungan dan tidak ber-hubungan. Yang ber-hubungan menghasilkan hubungan sama yang kemudian terbagi 2 (dua) lagi yaitu; hubungan umum-khusus satu segi dan hubungan umum khusus mutlak. selanjutnya yang tidak ber-hubungan hanya menghasilkan hubungan beda.
RELATION
Relation adalah kata dalam bahasa inggris yang diserap ke bahasa Indonesia, yang menjadi “relasi” yang juga disebut “hubungan”. Hubungan adalah pertalian 2 (dua) konsep yang berbeda maknanya. Pertalian sendiri dikatakan sebagai mendekatkan suatu subyek dan/atau objek dan konsep dikatakan sebagai suatu kata yang belum bisa dihukumi benar salahnya.

4 RELATION

4 hubungan yang telah dibagi sebelumnya kemudian penulis berusaha paparkan secara satu per satu, antara lain;

1) Hubungan Beda adalah pertalian 2 konsep yang berbeda maknanya yang tidak bertemu pada suatu wujud. Ex: Manusia dan Pintu, dimana manusia tidak akan menjadi pintu sebagaimana sebaliknya. Jadi ada sebuah term contrario (istilah yang saling bertolak belakang). Bisa juga disebut sebagai hal yang tidak nyambung. Adapun rumusannya;

A bukan B dan B bukan A atau A dihubungkan dengan B maka tidak ada hubungannya dan sebaliknya.

2) Hubungan Umum Khusus Mutlak adalah pertalian 2 konsep yang berbeda maknanya yang bertemu ketika ada konsep yang umum mencakupi/melingkupi konsep khusus dan tidak sebaliknya. Ex: kumis (umum) dan bulu (khusus), dimana semua kumis memiliki bulu dan sebaliknya tidak semua bulu menjadi kumis karena ada alis atau rambut dan sebagainya. Dalam “logika” H. Mundiri, Umum Khusus Mutlak tergambarkan dengan konsep jenis sebagai yang khusus dan konsep golongan sebagai yang umum. Adapun rumusannya;

Semua B (khusus) adalah A (umum) dan hanya satu A yang merupakan B

3) Hubungan Umum Khusus Dari Satu Segi adalah pertalian 2 konsep yang berbeda maknanya yang bertemu pada 1 (satu) segi dan lainnya tidak bertemu. Ex: Merah (umum) dan Batu (khusus). Dimana Merah dan Batu bertemu pada wujud yang dikatakan sebagai bata atau batu merah. Ketika batu dipertemukan dengan yang bukan merah atau semen maka menjadi tembok dan ketika merah dipertemukan dengan bukan batu atau kain maka menjadi kain merah. Adapun rumusannya;

A bertemu bukan B maka X merah + air = cat/darah
A bertemu B maka C merah + batu = bata
B bertemu bukan A maka Y batu + bukan merah/semen = tembok
B bertemu A maka C batu + merah = bata

Jika dalam buku H. Mundiri, C dapat sebut Term/istilah, A disebut sebagai jenis dan B disebut sebagai pembeda.

4) Hubungan Sama adalah pertalian 2 konsep yang berbeda maknanya yang bertemu pada wujud dari semua sisi. Ex; mata dan melihat, dimana mata hanya dapat dikatakan mata jika dapat melihat. Begitupula sebaliknya, jika melihat maka menggunakan mata. Lain halnya dengan buta yang menghubungkan antara mata dan tidak melihat atau mata kaki yang menghubungan mata dengan kaki. Adapun rumusannya;

A = B atau A adalah bagian B , dan
B = A atau B adalah bagian A.
Jika memperhatikan hubungan sama maka kaitannya antara term/istilah dengan fungsi.



Posting Komentar