Relation on logical memberikan pemahaman tentang pembagian 4 (empat) hubungan atau
biasa disebut 4 perhubungan. Dalam karya “pengantar logika”, Hasan A.A
membagi 4 hubungan menjadi Hubungan Beda, Hubungan Sama, Hubungan Umum Khusus
dalam satu segi, dan Hubungan Umum khusus Mutlak.
Dalam buku tersebut, pembagian yang dilakukan sifatnya secara sejajar. Lain
halnya menurut Hartono Tasir pada diskusi organisasi studi dan aktualisasi
Pancasila (ORASI) Makassar, seharusnya pembagian 4 hubungan sifatnya secara
turunan (teori derivasi). Dimana, Relasi dibaginya menjadi 2 (dua)
ber-hubungan dan tidak ber-hubungan. Yang ber-hubungan menghasilkan hubungan
sama yang kemudian terbagi 2 (dua) lagi yaitu; hubungan umum-khusus satu segi
dan hubungan umum khusus mutlak. selanjutnya yang tidak ber-hubungan hanya
menghasilkan hubungan beda.
RELATION
Relation adalah kata dalam bahasa inggris yang diserap ke bahasa Indonesia,
yang menjadi “relasi” yang juga disebut “hubungan”. Hubungan adalah pertalian
2 (dua) konsep yang berbeda maknanya. Pertalian sendiri dikatakan sebagai
mendekatkan suatu subyek dan/atau objek dan konsep dikatakan sebagai suatu
kata yang belum bisa dihukumi benar salahnya.
4 RELATION
4 hubungan yang telah dibagi sebelumnya kemudian penulis berusaha paparkan
secara satu per satu, antara lain;
1) Hubungan Beda adalah pertalian 2 konsep yang berbeda maknanya yang tidak
bertemu pada suatu wujud. Ex: Manusia dan Pintu, dimana manusia tidak akan
menjadi pintu sebagaimana sebaliknya. Jadi ada sebuah term contrario (istilah
yang saling bertolak belakang). Bisa juga disebut sebagai hal yang tidak
nyambung. Adapun rumusannya;
A bukan B dan B bukan A atau A dihubungkan dengan B maka tidak ada
hubungannya dan sebaliknya.
2) Hubungan Umum Khusus Mutlak adalah pertalian 2 konsep yang berbeda
maknanya yang bertemu ketika ada konsep yang umum mencakupi/melingkupi konsep
khusus dan tidak sebaliknya. Ex: kumis (umum) dan bulu (khusus), dimana semua
kumis memiliki bulu dan sebaliknya tidak semua bulu menjadi kumis karena ada
alis atau rambut dan sebagainya. Dalam “logika” H. Mundiri, Umum Khusus
Mutlak tergambarkan dengan konsep jenis sebagai yang khusus dan konsep
golongan sebagai yang umum. Adapun rumusannya;
Semua B (khusus) adalah A (umum) dan hanya satu A yang merupakan B
3) Hubungan Umum Khusus Dari Satu Segi adalah pertalian 2 konsep yang berbeda
maknanya yang bertemu pada 1 (satu) segi dan lainnya tidak bertemu. Ex: Merah
(umum) dan Batu (khusus). Dimana Merah dan Batu bertemu pada wujud yang
dikatakan sebagai bata atau batu merah. Ketika batu dipertemukan dengan yang
bukan merah atau semen maka menjadi tembok dan ketika merah dipertemukan
dengan bukan batu atau kain maka menjadi kain merah. Adapun rumusannya;
A bertemu bukan B maka X merah + air = cat/darah
A bertemu B maka C merah + batu = bata
B bertemu bukan A maka Y batu + bukan merah/semen = tembok
B bertemu A maka C batu + merah = bata
Jika dalam buku H. Mundiri, C dapat sebut Term/istilah, A disebut sebagai
jenis dan B disebut sebagai pembeda.
4) Hubungan Sama adalah pertalian 2 konsep yang berbeda maknanya yang bertemu
pada wujud dari semua sisi. Ex; mata dan melihat, dimana mata hanya dapat
dikatakan mata jika dapat melihat. Begitupula sebaliknya, jika melihat maka
menggunakan mata. Lain halnya dengan buta yang menghubungkan antara mata dan
tidak melihat atau mata kaki yang menghubungan mata dengan kaki. Adapun
rumusannya;
A = B atau A adalah bagian B , dan
B = A atau B adalah bagian A.
Jika memperhatikan hubungan sama maka kaitannya antara term/istilah dengan
fungsi. |
|
|