Bagian Satu: Pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara
Jumat, 28 Agustus 2015 by Unknown in Label:

Pendidikan Nasional
            Awal mulanya di Indonesia tidak mengenal adanya sistem pendidikan sebelum pemerintahan Belanda mendirikan sekolah khusus. Sekolah yang didirikan Belanda hanya didirikan khusus anak-anak Belanda, orang-orang pribumi yang orang tuanya bekerja dengan Belanda, ataupun anak-anak jaksa, serta banyak alasan lainnya yang dimana anak-anak pribumi susah untuk mengenyam pendidikan. Ki Hajar Dewantara sendiri memiliki usul untuk mendirikan pendidikan berbasis nasional. Kala itu sudah ada pendidikan untuk pribumi namun masih menggunakan Bahasa Belanda. Karena lulusan sekolah tersebut akan mendapat jaminan hidup yang layak. Sungguh miris pandangan pelajar baik masa dahulu hingga sekarang menganggap bahwa pendidikan hanya sekedar mencari uang. Ki Hajar sendiri banyak melakukan perubahan sistem pendidikan sesuai dengan kultur bangsa Indonesia sehingga pemuda dan pemudi tidak hilang rasa nasionalismenya. Pendidikan paling penting adalah budi pekerti, bagaimana bertingkah laku antara laki-laki dan perempuan, pengajaran kebangsaan, pendirin Taman Siswa agar mempermudah proses pembelajaran.

Politik Pendidikan
            Taman Siswa sudah membagi beberapa kejuruan sesuai dengan umur-umur siswanya yang hingga kita kenal sekarang seperti Taman Kanak-kanak, Sekola Dasar, Sekolah Menegah Atas, dan Sekolah Menegah Kejuruan (awalnya tidak disebut demikian namun lemahnya penulis dalam mengingat). Selanjutnya karena kebutuhan akan hausnya pendidikan berbasisi nasional beberapa siswa meminta untuk melanjutkan studi. Namun Ki Hajar Dewantara bersama dewan Taman Siswa untuk mendirikan sekolah sesuai dengan minat siswa dan berguna bagi pemerintah serta mengabdi kepada masyarakat pada khususnya. Seperti sekolah pertanian, perdagangan, keperempuanan, ekonomi, dan banyak lagi. Sekolah politik yang dimaksudkan disini adalh dimana siswa juga sebagai pendukung atau memberikan saran bagi kebijakan-kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah adalah salah satunya dengan sekolah gratis bagi siswa yang tidak mampu.

Pendidikan Kanak-kanak
            Sifat kanak-kanak adalah sangat suka bermain-bermain apalagi dalam metode pembelajarannya. Maka dari itu Taman Siswa sendiri menggunakan metode belajar sambil bermain. Dari pagi hingga malam anak-anak sangat gemar bermain tanpa lelah, bila permainan itu dirasa berat ia akan pindah lagi ke permainan yang lebih ringan. Permainanpun harus diperhatikan apakah itu sesuai dengan usianya atau tidak. Anak-anak juga harus dikenalkan bagaimana tarian, musik, drama, seni lukis, dan kesenian nasional lainnya agar ia mengetahui budayanya sendiri.

Pendidikan Kesenian
            Dengan adanya pendidikan kesenian dari mulai kanak-kanak dapat meningkatkan kreativitas anak-anak selain itu ula ia dapat mengenal budanya sendiri. Dengan kesenian pula ia dapat menentukan suatu nada yang baik dan buruk dalam suatu lagu. Dalam kesenian ia dapat menggambar apa saja untuk mengembangkan imajinasinya. Dalam kesenian tari ia dapat memadukan kecerdasan audio dan visual serta menyehatkan jasmaninya. Kesenian menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi kanak-kanak sehingga dapat ketika dewasa salah satunya ia dapat memiliki keahlian terssendiri atau menjadi hobi kesukaannya sendiri seperti apakah bermain alat musik, menggambar, bernyayi, dan lain-lain.

Pendidikan Keluarga
            Masa umur 1-7 tahun adalah masa keemasan anak dimana ia meniru apapun yang berada di sekitarnya. Tidak heran apabila kedua orang tua menirukan budi pekerti yang baik tentu dewasanya ia akan berbuat demikian, berbeda apabila orang tua mudah marah atau suka memukulinya anaka akan cenderung keras kepala, pemarah, dan kasar, apalagi orang tua yang memanjakannya dan serba plin plan. Maka anak itu akan menjadi manja dan kelak hidupnya tidak tentu arah. Keluarga sangat berperan penting dalam bentuk kepribadian seorang anak, sedangkan sekolah adalah berperan penting dalam kegiatan sosial anak. Dalam sekolahpun baik dalam pendidikan serta penghukuman harus adil. Seorang guru dalam mendidik haruslah sabar untuk menghadapi berbagai macam karakter anak serta jeli melihat kondisi, dalam hal penghukuman demikian ia tidak boleh bertindak kasar dan adil, apabila ia bertindak kasar anak tersebut akan cenderung takut mengikuti pelajaran dan tidak heran ia akan mengulangi keslahan yang sama, mencari masalah, bahkan lebih parahnya membuat ulah yang berbeda setiap harinya. Pendidikan sekolah dengan kekeran tidak akan pernah berjalan dengan efektif.

            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak hanya sekedar sebagai acuan agar mendapat penghidupan yang layak, melainkan pendidikan adalah untuk membentuk karakter kita serta cara pandang kita terhadap dunia. Pendidikan juga membantu kita menjadi individu bahkan pemimpin yang lebih baik yang berjiwa nasionalis.

Posting Komentar