Buku Pendidikan Karya Ki Hadjar Dewantara
Rabu, 25 November 2015 by Unknown in Label:


Apakah pendidikan itu? Bagaimana perkembangan pendidikan di Indonesia
? Siapa itu Ki Hajar Dewantara? Kenapa beliau bisa menjadi bapak pendidikan nasional?

Pendidkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pendidikan menurut undang- undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


Perkembangan Pendidikan Di Indonesia
a.       Masa Penjajahan
Seperti diketahui dalam zaman V.O.C bangsa Belanda menganggap tanah air kita semata-mata sebagai objek perdagangan. Mencari dan mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dari tanah air kita, itulah maksud dan tujuan dari segala usahanya dalam penjajahannya. Pendidikan dan pengajaran diserahkan kepada para pendeta Kristen. Yang hanya memberikan pengajaran membaca, menulis, dan berhitung yang semata-mata hanya untuk kepentingan tenaga kerja perusahaan-perusahaanya sendiri.
Semasa penjajahan pun berdiri Taman Siswa yang didirikan oleh anak bangsa kita dan menjadi awal kebangkitan nasional bangsa Indonesia. Yang berdiri pada tanggal 3 juli 1922 dan menyebar luas yang beralaskan garis hidup dari bangsanya dan ditujukan untuk prikehidupan yang dapat mengangkat derajat rakyat dan bangsanya.

b.       Setelah Kemerdekaan
Baik pemerintah maupun rakyat sejak 17 agustus 1945 tidak tinggal diam dan telah menunjukkan kegatannya dalam berbagai usaha mengenai pendidikan dan pengajaran bagi rakyat. Pada tanggal 12 april 1946 pemerintah membentuk P.P.P.R.I (Panitia Penyelidik Pendidikan dan Pengajaran Republik Indonesia) yang menyusun tentang program pendidikan, mulai seolah rendah sampai sekolah tinggi, baik sekolah kejuruan maupun sekolah umum, sekolah-sekolah yang berdasarkan agama dan yang tidak, tentang system-sistem pengajaran yang ditinjau secara dalam dan luas, dan tentang bentuk  dan isi pendidikan dan pengajaran tersebut.

c.       Masa Sekarang
Indonesia sekarang menganut sistem pendidikan nasional, hal itu dianut semenjak setelah kemerdekaan bahkan sebagian kelompok seperti Taman Siswa semasa penjajahan. Namun sistem pendidikan nasional belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Mengenai pendidikan nasional, pasal 3 UU sisdiknas 2004 mengatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan di Indonesia pada masa ini kehilangan esensi dari pendidikan tersebut, yang pada dasarnya menghasilkan individu yang bertakwa, berkepribadian matang, berilmu mutakhir, berprestasi, memiliki rasa kebangsaan, serta berwawasan global.

Ki Hajar Dewantara Sebagai Bapak Pendidikan Nasional
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat mengubah namanya dan melepas gelar bangsawannya agar bisa berbaur dengan rakyat biasa menjadi Ki hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang patriot paripurna yang perkataan-perkataannya, sikap hidupnya, tindak-tanduknya, kesetiaan terhadap nusa dan bangsanya tidak pernah bertentangan satu sama lain. Beliau adalah pendiri perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priayi maupun orang-orang belanda dulunya. Beliau adalah seorang pendidik yang setiap tutur kata dan tindakannya dapat dijadikan contoh bagi murid-muridnya, baik murid-murid di perguruan Taman Siswa, maupun murid-muridnya diluar perguruan tersebut. Dan beliau pula yang sadar bahwa kebudayaan dan kesenian nasional adalah sesuatu faktor yang penting untuk mendidik murid-murid menjadi patriot sejati yang berkepribadian bangsa Indonesia. Beliau juga adalah Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang pertama, yang meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi pendidikan nasional yang progresif untuk generasi sekrang dan generasi yang akan datang. Semboyan beliau juga menjadi semboyan pendidikan nasional kita sekarang ini. Secara utuh dalam bahasa Jawa semboyan itu berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani (didepan memberi contoh, ditengah memberi semangat, dibelakang memberi dorongan).


Dengan demikian pendidikan tidak hanya dijadikan tolok ukur mendapatkan peghidupan yang layak. Tetapi mendidikan juga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter kita sebagai bangsa yang kuat pada dasarnya. Bangsa yang memiliki nilai nilai persatuan, cinta tanah air, kepahlawanan, solidaritas, dan pantang menyerah. Pendidikan juga tak lepas dari peran tenaga pendidiknya yaitu guru. Tepat tanggal 25 november hari ini adalah hari guru nasional. Selamat untuk harimu guruku sekaligus orang tuaku, tetap semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kita dan sadar akan peran serta tanggung jawabmu sebagai pendidik.

Posting Komentar