Apakah pendidikan itu? Bagaimana perkembangan pendidikan di Indonesia
? Siapa itu Ki Hajar Dewantara? Kenapa beliau bisa menjadi
bapak pendidikan nasional?
Pendidkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pendidikan
menurut undang- undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
a.
Masa Penjajahan
Seperti diketahui dalam zaman V.O.C bangsa
Belanda menganggap tanah air kita semata-mata sebagai objek perdagangan. Mencari
dan mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dari tanah air kita, itulah
maksud dan tujuan dari segala usahanya dalam penjajahannya. Pendidikan dan
pengajaran diserahkan kepada para pendeta Kristen. Yang hanya memberikan
pengajaran membaca, menulis, dan berhitung yang semata-mata hanya untuk
kepentingan tenaga kerja perusahaan-perusahaanya sendiri.
Semasa penjajahan pun berdiri Taman Siswa
yang didirikan oleh anak bangsa kita dan menjadi awal kebangkitan nasional
bangsa Indonesia. Yang berdiri pada tanggal 3 juli 1922 dan menyebar luas yang
beralaskan garis hidup dari bangsanya dan ditujukan untuk prikehidupan yang
dapat mengangkat derajat rakyat dan bangsanya.
b.
Setelah Kemerdekaan
Baik pemerintah maupun rakyat sejak 17
agustus 1945 tidak tinggal diam dan telah menunjukkan kegatannya dalam berbagai
usaha mengenai pendidikan dan pengajaran bagi rakyat. Pada tanggal 12 april
1946 pemerintah membentuk P.P.P.R.I (Panitia Penyelidik Pendidikan dan
Pengajaran Republik Indonesia) yang menyusun tentang program pendidikan, mulai
seolah rendah sampai sekolah tinggi, baik sekolah kejuruan maupun sekolah umum,
sekolah-sekolah yang berdasarkan agama dan yang tidak, tentang system-sistem
pengajaran yang ditinjau secara dalam dan luas, dan tentang bentuk dan isi pendidikan dan pengajaran tersebut.
c.
Masa Sekarang
Indonesia sekarang menganut sistem
pendidikan nasional, hal itu dianut semenjak setelah kemerdekaan bahkan
sebagian kelompok seperti Taman Siswa semasa penjajahan. Namun sistem
pendidikan nasional belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Mengenai pendidikan
nasional, pasal 3 UU sisdiknas 2004 mengatakan bahwa “pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan
di Indonesia pada masa ini kehilangan esensi dari pendidikan tersebut, yang
pada dasarnya menghasilkan individu yang bertakwa, berkepribadian matang,
berilmu mutakhir, berprestasi, memiliki rasa kebangsaan, serta berwawasan
global.
Ki Hajar Dewantara Sebagai
Bapak Pendidikan Nasional
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat mengubah namanya dan
melepas gelar bangsawannya agar bisa berbaur dengan rakyat biasa menjadi Ki
hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang patriot paripurna yang
perkataan-perkataannya, sikap hidupnya, tindak-tanduknya, kesetiaan terhadap
nusa dan bangsanya tidak pernah bertentangan satu sama lain. Beliau adalah
pendiri perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan
kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan
seperti halnya para priayi maupun orang-orang belanda dulunya. Beliau adalah
seorang pendidik yang setiap tutur kata dan tindakannya dapat dijadikan contoh
bagi murid-muridnya, baik murid-murid di perguruan Taman Siswa, maupun
murid-muridnya diluar perguruan tersebut. Dan beliau pula yang sadar bahwa
kebudayaan dan kesenian nasional adalah sesuatu faktor yang penting untuk
mendidik murid-murid menjadi patriot sejati yang berkepribadian bangsa
Indonesia. Beliau juga adalah Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
yang pertama, yang meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi pendidikan nasional
yang progresif untuk generasi sekrang dan generasi yang akan datang. Semboyan beliau
juga menjadi semboyan pendidikan nasional kita sekarang ini. Secara utuh dalam bahasa
Jawa semboyan itu berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut
wuri handayani (didepan memberi contoh, ditengah memberi semangat, dibelakang
memberi dorongan).
Dengan demikian pendidikan tidak hanya dijadikan tolok ukur
mendapatkan peghidupan yang layak. Tetapi mendidikan juga memiliki peran
penting dalam pembentukan karakter kita sebagai bangsa yang kuat pada dasarnya.
Bangsa yang memiliki nilai nilai persatuan, cinta tanah air, kepahlawanan,
solidaritas, dan pantang menyerah. Pendidikan juga tak lepas dari peran tenaga
pendidiknya yaitu guru. Tepat tanggal 25 november hari ini adalah hari guru
nasional. Selamat untuk harimu guruku sekaligus orang tuaku, tetap semangat
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kita dan sadar akan peran serta tanggung
jawabmu sebagai pendidik.