Ada orang yang menyebut dirinya ideolog. Ada pula yang menyebut dirinya praktis dan pekerja hebat. Yang ideolog tentulah mengklaim dirinya idealis. Yang pekerja menyebut dirinya realistis. Absurd betul! Adalah sebuah miskonsepsi besar tatkala ada yang berupaya mendikotomikan sesuatu yang ideal dan sesuatu yang real. Seperti memisahkan kuah dengan mangkuknya. Seperti memisahkan sate dengan tusuknya. Lebih galat lagi, seseorang tersebut kemudian menamakan yang idealis sebagai “aktivis papan tulis” dan yang realistis-praktis sebagai “aktivis pergerakan”.
Sungguhlah kawan, idealitas dan realitas tidak boleh kita pisahkan. Seperti kata Murtadha Muthahhari, seorang yang paling teoritis seharusnya menjadi seorang yang paling praktis. Begitupun sebaliknya. Bukankah definisi kebenaran adalah korespondesi dan koherensi antara ide dan realitas? Maka, upaya memisahkan ide dan real adalah upaya yang tidak benar, tentunya.