Whorf (1956) dengan ide hipotesis relativitas linguistikberpendapat bahwa jenis konsep dan persepsi yang dapat kita miliki dipengaruhi oleh bahasa tertentu yang kita ucapkan. Dengan demikian, orang yang berbicara dengan bahasa yang berbeda menghayati dunia dengan cara yang berbeda.[1]Berdasar asumsi pandangan dunia bergantung dari bahasa yang digunakan dan bahasa bergantung pada kata dan makna sehingga kata dan makna menjadi topik yang menarik untuk kita telaah.
Kata dikatakan sebagai satuan terkecil dari proposisi atau kalimat. Kata dalam ilmu bahasa diselidiki dari segala aspek, sedangkan dalam pembahasan kali ini, kata yang menjadi telaah di selidiki berdasar pengertian dan pembagiannya. Adanya kata kemudian sebagai “tanda” yang diperlukan untuk mencapai makna.
Pengertian Kata
Segala sesuatu memiliki hakikat yang mana biasa kita sebut sebagai substansi. Substansi dikatakan sebagai sesuatu yang keberadaannya tidak ada maka subyek tidak dapat mengenali obyek sebagaimana adanya. Bagaimana kemudian hakikat dapat diketahui dan disampaikan? Itulah kata!
Segala sesuatu memiliki hakikat yang mana biasa kita sebut sebagai substansi. Substansi dikatakan sebagai sesuatu yang keberadaannya tidak ada maka subyek tidak dapat mengenali obyek sebagaimana adanya. Bagaimana kemudian hakikat dapat diketahui dan disampaikan? Itulah kata!
Menurut Hasan A.A[2]., kata adalah wujud bukan hakiki oleh manusia sesuai dengan kesepakatannya. Dikatakan wujud bukan hakiki karena Hasan A.A. melakukan pembagian sebelumnya. Menurutnya, keberadaan adalah wujud. Ada wujud yang tidak dibuat-buat (hakiki) dan Ada wujud yang dibuat-buat (bukan hakiki). Wujud hakiki terbagi lagi menjadi apa yang di luar akal dan di dalam akal. Sedangkan wujud bukan hakiki terbagi berupa kata dan tulisan.
Dalam karya Mundiri,[3] kata memiliki sifat yang positif bila adanya penegasan, negatif bila adanya penolakan dan privatif bila tidak adanya sesuatu. Contoh; positif = kaya, negatif = tidak kaya, dan privatif = miskin (tidak adanya uang).
Pembagian Kata
Pada topik kali ini, pembagian kata dilihat dari segi satu kata[4]antara lain;
1. Kata Khusus
Kata khusus adalah kata yang mempunyai satu makna. Contohnya manusia maka berarti manusia itu sendiri atau mahluk hidup yang bla bla bla, saya, aku, dan lain-lainnya.
2. Kata Persekutuan
Kata persekutuan adalah kata yang mempunyai makna berbilang sejak dari asal. Artinya, tidaklah yang satu mendahului yang lainnya atau menirukannya kemudian. Contohnya buku yang bermakna tulang sendi, bagian yang keras pada 2 (dua) ruas di tebu, beberapa helai kertas yang terjilid. Contoh lainnya ‘bisa’ yang berarti bisa;dapat dan bisa;ular.
3. Kata Hakiki dan Majasi
Kata hakiki dan majazi adalah kata yang mempunyai makna berbilang tapi pada asalnya kata tersebut hanya diletakkan pada salah satu maknanya. Kemudian kata itu diletakkan pada makna yang lain karena ada hubungan antara kedua makna tersebut. Contohnya ‘singa’ bermakna hewan buas atau raja hewan. Kemudian diletakkan pada manusia dengan makna pemberani.
4. Kata Perindahan
Kata perpindahan adalah kata yang dipindahkan dari makna awal atau asalnya karena adanya hubungan. Artinya, bila kita mendengar kata maka makna kedualah yang mendahului datang ke akal kita. Contohnya kita meminta minuman gelas dengan merk tertentu yang kita inginkan malah kita diberikan merk yang lain.
5. Kata Improvisasi
Kata improvisasi kata yang dipindahkan dari makna asalnya kemakna kata kedua tanpa adanya hubungan. Contohnya setya yang bermakna setia diletakkan pada manusia jadi bernama setya. kemudian setya tidaklah setia sehingga terjadi improvisasi kata.
Setelah pemaparan satu per satu beserta contoh yang telah diberikan maka penulis memberikan kesimpulan dalam bentuk bagan seperti;
PEMBAGIAN KATA DILIHAT DARI SEGI SATUNYA KATA
| ||||
KATA KHUSUS
|
KATA PERSEKUTUAN
|
KATA HAKIKI DAN MAJAZI
|
KATA PERPINDAHAN
|
KATA IMPROVISASI
|
Satu makna
|
Makna berbilang
|
Makna berbilang
|
Makna berbilang
|
Makna berbilang
|
Makna 1 dan 2 tidak berhubungan
|
Makna 1 dan 2 berhubungan
|
Makna 1 dan 2 berhubungan
|
Makna 1 dan 2 tidak berhubungan
| |
Makna 1 lebih diketahui
|
Makna 2 lebih diketahui
| |||
Kemudian dapat ditarik saran dari hasil diskusi[5] dengan skema seperti;
Dengan skema tersebut, diharapkan pembaca dapat memetakan makna kata pada posisi mana berdasarkan dari segi satunya kata.
Dalam memahami makna kata, sudah seharusnya kita terus memperkaya referensi dengan bacaan agar makna tiap kata dapat kita ketahui lebih luas lagi. Apa yang kita ucapkkan sehari-hari adalah apa yang kita ketahui dan apa yang kita ketahui akan kita ucapkan dengan kata. Apa yang kita ucapkan juga merupakan tanda bagi subyek dan/atau obyek lain.
Tanda adalah sesuatu yang jika kita ketahui maka alat pengetahuan akan berpindah pada sesuatu tersebut. Contoh; nyalanya lampu berarti ada yang menyalakannya sehingga kita akan bertanya siapa yang menyalakannya. Tanda kemudian terbagi antara lain;
1. Tanda secara Akali
Jika keeratan antara penanda dan tanda diluar akal atau dengan mudah dan secara langsung kita pahami maka disebut sebagai Tanda secara Akali.
2. Tanda sesuai Kebiasaan Manusia
Jika keeratan antara penanda dan tanda sebagai kebiasaan yang manusia pada umumnya lakukan maka disebut Tanda sesuai Kebiasaan Manusia.
3. Tanda Peletakan
Jika keeratan antara penanda dan tanda timbul dikarenakan adanya yang membuat kesepakatan terhadap istilah maka disebut Tanda Peletakan.
Dari pembagian tanda tersebut maka masing-masing tanda dibagi lagi berdasarkan bersuara dan bukan bersuara. Sebagai contoh pada nyalanya lampu berarti ada yang menyalakannya. Pernyataan tersebut bisa sebagai tanda secara akali dan juga sesuai kebiasaan manusia. Tetapi nyalanya lampu menandakan bukan suara. Berbeda dengan bunyi pesawat terbang maka jelas itu tanda yang bersuara dan tanda secara akali akan mengatakan ada pesawat terbang diatas kita. Contoh lain pada lampu lalu lintas yang merupakan tanda peletakan karena disepakati oleh masyarakat tertentu dan memiliki istilahnya. Sehingga jika kita bertemu lampu lalu lintas maka sesuai tanda peletakan yang kita lakukan.
Demikian tanda juga penting karena tanda akan menghasilkan atau menjadi makna terhadap sesuatu. Tanda atau makna yang kita ketahui akan mengantarkan kita pada kata yang ingin kita sampaikan. Kata yang kemudian merupakan buatan manusia guna mempermudah dalam menyampaikan makna berdasarkan tujuannya terbagi 3 (tiga) meliputi; ekspresif sebagai penyampaian perasaan, direktif sebagai penyampaian perintah dan informatif sebagai penyampaian informasi. Sedangkan berdasarkan fungsinya maka terbagi 2 (dua) yaitu; 1) alat identifikasi dan 2) alat komunikasi.
Wallahu alam.
Sekian & terimahkasih!
[1] Atkinson dkk, Introduction to Psychology, 11th.ed. diterjemahkan oleh Widjaja Kusuma, 2005, Pengantar Psikologi, Interaksara, Batam, h.560
[2] Hasan A.A., 1992, RIngkasan Logika Muslim, al Muntazhar, Jakarta, h.19-21
[3] H. Mundiri, 2011, Logika, Raja Grafindo, Jakarta, h.21-22
[4] Hasan A.A., Op.cit, h.28-30
[5] Diskusi ORASI Tanggal 16 April 2015 pukul 16:00-selesai di Warkop Garden, jln Racing Centre, Makassar
